Amalia's Zone
Sabtu, 06 Januari 2018
Minggu, 05 November 2017
Jumat, 03 November 2017
Jumat, 13 Januari 2017
Tugas 4- Psikologi Manajemen
I. Empowerment, Stress dan Konflik
A. Pengertian Empowerment
Pemberdayaan menurut Suhendra (2006:74-75) adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi.
Selanjutnya pemberdayaan menurut Ife (dalam Suhendra, 2006:77) adalah meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the power of disadvantage).
Sedangkan menurut Widjaja (2003:169) pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.
B. Pengertian Stress
Siagian(2003:300) mengemukakan bahwa stress merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang.
Sedangkan menurut Hasibuan H. Malayu S.P (2003), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat relaks atau memperlihatkan sikap yang tidak mengatasinya.
Sumber Stress
1. Didalam diri seseorang
Terkadang sumber stress itu ada di dalam diri seseorang. Salahsatunya melalui kesakitan. Tingkatan stres yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan umur individu (sarafino, 1990).
2. Didalam keluarga
Stress ini dapat bersumber dari interaksi diantara anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda, dll. misalnya : perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan antara orang tua dengan anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stres terutama pada diri ibu yang selama kehamilan (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
3. Didalam komunitas dan lingkungan
Interaksi subyek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak di sekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. sedangkan beberapa pengalaman stress orang tua bersumber dari pekerjaannya dan lingkungan yang stressfull sifatnya. Khususnya, 'Occupational stress' telah diteliti secara luas.
C. Pengertian Konflik
menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.
Menurut Alabaness, Konflik adalah kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.
Jenis-Jenis Konflik
1. Konflik Intraindividu. Konflik ini dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekspektasi di luar berbeda dengan keinginan atau harapannya.
2. Konflik Antarindividu. Konflik yang terjadi antarindividu yang berada dalam suatu kelompok atau antarindividu pada kelompok yang berbeda.
3. Konflik Antarkelompok. Konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
4. Konflik Organisais. Konflik yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat struktural maupun fungsional. Contoh konflik ini : konflik antara bagian pemasaran dengan bagian produksi.
Proses-Proses Konflik
Menurut Smith, Proses terjadinya konflik sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi, yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
2. Tahap Menyadari, yaitu perbedaan mulai dieksepsikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
3. Tahap pembicaraan, yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
4. Tahap Perdebatan Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
5. Tahap Konflik Terbuka, yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.
D. Kasus Yang Berkaitan dengan Stress
Kasus 1
Terlihat seorang wakil pembicara dan karyawan yang berkumpul di luar pabrik Foxconn di Shenzhen, Provinsi Guangdong Cina selatan pada sebuah dokumen foto yang diambil tanggal 24 Februari 2010. “Perusahaan hanya mementingkan kepentingan bisnisnya dengan memeras tenaga karyawan, sementara upah pekerjanya sendiri masih sangat rendah, ironisnya karyawan tidak berdaya akan kebijakan ini”. Pemogokan di Perusahaan Honda Motor dan serentetan bunuh diri karyawan di Foxconn Technology (produsen raksasa elektronik untuk industri seperti Apple, Dell dan Hewlett-Packard) membuat Pemerintah Cina harus melakukan pertemuan dengan perwakilan Management Perusahaan.
Seorang Insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn (pembuat iPhone, iPads dan gadget elektronik lainnya termasuk Apple Inc) meninggal dunia “kematiannya mendadak” di rumahnya di dekat pabrik Foxconn Shenzhen di provinsi Guangdong China selatan. Penyebab kematian sedang diselidiki dan “kita sedang mengumpulkan informasi-informasi pendukung penyebab kematian insinyur ini termasuk keterkaitannya dengan pekerjaan,” kata salah satu perwakilan management perusahaan.
Surat kabar Ming Pao di Hong Kong, melaporkan bahwa salah satu kerabat dekat Insinyur mengklaim kematian rekan kerjanya itu dikarenakan “stres kerja”, setelah bekerja 34 jam tanpa istirahat. Dampak dari laporan surat kabar yang terbit langsung direspon positif oleh Perusahaan dengan mengumumkan pemberian 30 % bonus pada karyawannya untuk meningkatkan dan membantu terciptanya lingkungan kerja yang lebih baik selain itu kerja lembur karyawan akan dikurangi sehingga bisa lebih banyak waktu untuk beristirahat. Aktivis ketenagakerjaan menuduh perusahaan memiliki gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya dipaksakan untuk bekerja terlalu keras, namun Foxconn menyangkal tuduhan ini. Dalam setahun ini di Foxconn Company “Sepuluh pekerjanya telah bunuh diri dan tiga lainnya melakukan percobaan bunuh diri, rata -rata mereka tewas karena terjun dari atas bangunan.
Solusi:
Menurut saya, memaksa karyawan dalam bekerja secara berlebihan sangat tidak baik dampaknya baik untuk kehidupan karyawan itu sendiri ataupun untuk perkembangan perusahaan. Jika dilihat dari permasalahan tersebut, karyawan yang melakukan bunuh diri dikarenakan stress kerja yang begitu menekan dan tidak punya keberanian untuk mengkritik perusahaannya. Karena stress yang begitu berat hal yang dilakukan pun yaitu dengan cara bunuh diri. Sebaiknya, hal ini dijadikan oleh pihak perusahaan untuk memperhatikan karyawannya jauh lebih baik lagi biar bagaimana pun hal perusahaan sangat membutuhkan karyawan yang berkompeten, begitu pula sebaliknya. Berbagai cara dapat dilakukan oleh perusahaan untuk karyawan seperti menaikan gaji karyawan, memberikan kesempatan karyawan untuk cuti, dan mengajak karyawan berlibur bersama.
Kasus 2
Karena Stress, Ibu Gantung Diri
Seorang ibu rumah tangga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, nekad gatung diri di pintu kamar rumahnya. Wanita ini diduga mengalami tekanan mental yang berat, sehingga nekad mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya.
Tubuh Rusniati, ibu rumah tangga yang tinggal di Komplek Perumahan Mantuyo Permata, Banjarmasin, pertama kali ditemukan pukul 12.00 WIB, oleh salah seorang anaknya tergantung dengan seutas tali di pintu kamar rumahnya.
Rusniati diduga nekad mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya karena mengalami stress dan tekanan batin. Menurut penuturan salah seorang kerabatnya, Rusmiati sempat menulis sepucuk surat yang ditujukan kepada keempat anaknya.
Dalam suratnya, ibu berusia 49 tahun ini, meminta agar keempat anaknya selalu hidup rukun dan damai. Eka Sugianto, salah seorang anak korban mengaku terpukul melihat ibunya harus mengakhiri hidup dengan cara yang sangat tragis. Sedangkan suami Rusmiati pada saat kejadian, tidak berada di rumah dan sedang bekerja disalah satu perusahaan tambang batu bara.
Solusi:
Dari kasus diatas diketahui bahwa seorang Ibu Rumah Tangga bunuh diri dikarena stress dan tekanan batin yang berat. Berdasarkan artikel diatas tidak dijelaskan latar belakang yang pasti yang membuat Ibu itu menjadi stress dan tertekan. Menurut saya, apabila kita mempunyai suatu masalah apapun itu jenis masalahnya kita bisa bercerita kepada orang yang terdekat dengan kita dan yang dapat dipercaya. Dengan bercerita setidaknya sudah mengurangi sedikit beban yang kita rasakan dan beban tersebut tidak menumpuk pada akhirnya, kalaupun memang kita tidak bisa bercerita kepada oranglain, kita bisa bercerita dengan Tuhan karena dalam kondisi apapun Tuhan selalu berada disamping kita. Curahkan semua yang kita rasakan kepada Tuhan melalui doa. Dengan cara seperti itu apapun yang kita rasakan berat, akan terasa ringan pada akhirnya dan Tuhan pasti akan selalu mengabulkan apa yang kita sebut dalam doa kita.
Kasus 3
Ketika saya berumur kurang lebih 4 tahun saya mengalami stress dimana saat itu orang tua saya bercerai dan akhirnya saya berpisah dengan ibu kandung saya, dimana ayah saya tidak mengizinkan ibu kandung saya untuk di asuh nya, peristiwa yang mungkin tidak terlupakan oleh saya ketika ayah saya menampar ibu kandung saya, mereka berantam hebat di hadapan saya, sementara saya hanya bisa menangis terisak-risak. Mereka berantam dengan hebatnya hampir bunuh-bunuhan di depan saya, saya menangis sekencang-kencangnya namun mereka tidak mendegarkan tangisan saya, kejadian seperti ini tidak hanya terjadi 1 atau 2 kali saja, akan tetapi berulang kali, hal seperti inilah yang membuat saya menjadi stress dimana saya takut untuk melihat orang-orang disekitar saya, bahkan melihat ayah saya saja saya menjerit “ Ampun Ampun” sambil berlari menuju kamar dan menjerit histeris sendirian. Ketika itu saya tidak mau berbicara pada siapapun saya hanya bisa memanggil “ibu ibu”, namun akhirnya stress saya tidak berlanjutan sampai sekarang karena ayah saya membawa saya ke terapi, untuk dilihat perkembangan saya. Dan alhamdulillah sampai sekarang saya tidak takut lagi melihat orang tetapi masih adalah segan dikit sama orang.
Solusi:
Pada kasus diatas, sang anak menjadi stress dikarena melihat secara langsung kedua orangtuanya bertengkar dengan hebat didepan anaknya sehingga si anak menjadi takut dan stress. Pada dasarkan ketika kedua orangtua bercerai dan memiliki hubungan komunikasi yang kurang baik antara keduanya, si anak lah yang menjadi korban atas tindakan kedua orangtuanya tersebut. Hal yang sebaiknya dilakukan para orangtua adalah jangan pernah sekalipun bertengkar didepan anak-anak. Carilah tempat lain untuk membicarakan permasalahan tersebut. Jika hal tersebut sudah terjadi dan si anak sudah terlihat trauma segeralah bawa anak anda ke Psikolog atau Psikiater agar dapat ditangani secara tepat dan cepat.
II. Komunikasi dalam Manajemen
A. Pengertian Komunikasi
Menurut Everett M Rogers, Pengertian Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada akhirnya akan menimbulkan saling pengertian yang mendalam.
Menurut Shanon dan Weaver, Pengertian Komunikasi ialah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu dengan sengaja ataupun yang tidak disengaja. Komuniasi ini tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, namun juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, teknologi dan seni.
Steven mengatakan bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu stimuli atau objeknya. Apakah itu berasal dari lingkungan sekitar maupun dari seseorang. Contoh : seorang berlindung pada suatu tempat karena diserang badai; kedipan mata yang terjadi sebagai reaksi terhadap sinar dari lampu, juga adalah peristiwa komunikasi
B. Proses Komunikasi
1. Proses Komunikasi secara Primer
Pengertian proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang yang dipergunakan sebagai media primer dalam proses komunikasi ialah bahasa, gambar, isyarat, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahasa merupakan yang paling banyak digunakan untuk menerjemahkan pikiran seseoarang kepada orang lain. Kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya, hanya dapat mengomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas).
Pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh orang lain dan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer, yaitu lambang lambang. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang ( symbol).
2. Proses Komunikasi secara Sekunder
Pengertian Proses Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif juga atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, majalah, surat kabar, radio, televisi dan banyak lagi adalah media kedua yang sering dipergunakan dalam komunikasi.
C. Hambatan Komunikasi
Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner James, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang telah dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu:
1. Mendengar
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada disekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan Informasi yang Bertentangan dengan Apa yang Kita Ketahui
3. Menilai Sumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang Berbeda
Komunikasi tidak akan berjalan efektif jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Dapat menimbulkan pertengkaran.
5. Kata yang Berarti Lain Bagi Orang yang Berbeda
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita.
6. Sinyal Non Verbal yang Tidak Konsisten
Gerak gerik kita ketika berkomunikasi- tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita.
7. Pengaruh Emosi
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi.
8. Gangguan
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
D. Pengertian Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi Interpersonal adalah Proses pertukaran Informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
E. Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1. Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual).
2. Limited Capacity
3. Expert
4. Cybernetic
F. Model Interaktif Manajer dalam Komunikasi
1. Confidence Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction management Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-stres-jenis-proses-dan.html
Smet Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta. PT. Grasindo Anggota IKAPI
Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit CV ANDI OFFSET : Yogyakarta.
http://www.physorg.com/
Santrock, J.W.2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta:Kencana
Onong Uchjana Effendy, 2005. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Penerbit PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Hafied Cangara, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Herujito, Yayat M.2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.
Abizar, 1988, Komunikasi Organisasi, Dirjendikti Debdikbud, Jakarta.
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
A. Pengertian Empowerment
Pemberdayaan menurut Suhendra (2006:74-75) adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi.
Selanjutnya pemberdayaan menurut Ife (dalam Suhendra, 2006:77) adalah meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the power of disadvantage).
Sedangkan menurut Widjaja (2003:169) pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.
B. Pengertian Stress
Siagian(2003:300) mengemukakan bahwa stress merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang.
Sedangkan menurut Hasibuan H. Malayu S.P (2003), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat relaks atau memperlihatkan sikap yang tidak mengatasinya.
Sumber Stress
1. Didalam diri seseorang
Terkadang sumber stress itu ada di dalam diri seseorang. Salahsatunya melalui kesakitan. Tingkatan stres yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan umur individu (sarafino, 1990).
2. Didalam keluarga
Stress ini dapat bersumber dari interaksi diantara anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda, dll. misalnya : perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan antara orang tua dengan anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stres terutama pada diri ibu yang selama kehamilan (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
3. Didalam komunitas dan lingkungan
Interaksi subyek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak di sekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. sedangkan beberapa pengalaman stress orang tua bersumber dari pekerjaannya dan lingkungan yang stressfull sifatnya. Khususnya, 'Occupational stress' telah diteliti secara luas.
C. Pengertian Konflik
menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.
Menurut Alabaness, Konflik adalah kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.
Jenis-Jenis Konflik
1. Konflik Intraindividu. Konflik ini dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekspektasi di luar berbeda dengan keinginan atau harapannya.
2. Konflik Antarindividu. Konflik yang terjadi antarindividu yang berada dalam suatu kelompok atau antarindividu pada kelompok yang berbeda.
3. Konflik Antarkelompok. Konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
4. Konflik Organisais. Konflik yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat struktural maupun fungsional. Contoh konflik ini : konflik antara bagian pemasaran dengan bagian produksi.
Proses-Proses Konflik
Menurut Smith, Proses terjadinya konflik sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi, yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
2. Tahap Menyadari, yaitu perbedaan mulai dieksepsikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
3. Tahap pembicaraan, yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
4. Tahap Perdebatan Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
5. Tahap Konflik Terbuka, yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.
D. Kasus Yang Berkaitan dengan Stress
Kasus 1
Terlihat seorang wakil pembicara dan karyawan yang berkumpul di luar pabrik Foxconn di Shenzhen, Provinsi Guangdong Cina selatan pada sebuah dokumen foto yang diambil tanggal 24 Februari 2010. “Perusahaan hanya mementingkan kepentingan bisnisnya dengan memeras tenaga karyawan, sementara upah pekerjanya sendiri masih sangat rendah, ironisnya karyawan tidak berdaya akan kebijakan ini”. Pemogokan di Perusahaan Honda Motor dan serentetan bunuh diri karyawan di Foxconn Technology (produsen raksasa elektronik untuk industri seperti Apple, Dell dan Hewlett-Packard) membuat Pemerintah Cina harus melakukan pertemuan dengan perwakilan Management Perusahaan.
Seorang Insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn (pembuat iPhone, iPads dan gadget elektronik lainnya termasuk Apple Inc) meninggal dunia “kematiannya mendadak” di rumahnya di dekat pabrik Foxconn Shenzhen di provinsi Guangdong China selatan. Penyebab kematian sedang diselidiki dan “kita sedang mengumpulkan informasi-informasi pendukung penyebab kematian insinyur ini termasuk keterkaitannya dengan pekerjaan,” kata salah satu perwakilan management perusahaan.
Surat kabar Ming Pao di Hong Kong, melaporkan bahwa salah satu kerabat dekat Insinyur mengklaim kematian rekan kerjanya itu dikarenakan “stres kerja”, setelah bekerja 34 jam tanpa istirahat. Dampak dari laporan surat kabar yang terbit langsung direspon positif oleh Perusahaan dengan mengumumkan pemberian 30 % bonus pada karyawannya untuk meningkatkan dan membantu terciptanya lingkungan kerja yang lebih baik selain itu kerja lembur karyawan akan dikurangi sehingga bisa lebih banyak waktu untuk beristirahat. Aktivis ketenagakerjaan menuduh perusahaan memiliki gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya dipaksakan untuk bekerja terlalu keras, namun Foxconn menyangkal tuduhan ini. Dalam setahun ini di Foxconn Company “Sepuluh pekerjanya telah bunuh diri dan tiga lainnya melakukan percobaan bunuh diri, rata -rata mereka tewas karena terjun dari atas bangunan.
Solusi:
Menurut saya, memaksa karyawan dalam bekerja secara berlebihan sangat tidak baik dampaknya baik untuk kehidupan karyawan itu sendiri ataupun untuk perkembangan perusahaan. Jika dilihat dari permasalahan tersebut, karyawan yang melakukan bunuh diri dikarenakan stress kerja yang begitu menekan dan tidak punya keberanian untuk mengkritik perusahaannya. Karena stress yang begitu berat hal yang dilakukan pun yaitu dengan cara bunuh diri. Sebaiknya, hal ini dijadikan oleh pihak perusahaan untuk memperhatikan karyawannya jauh lebih baik lagi biar bagaimana pun hal perusahaan sangat membutuhkan karyawan yang berkompeten, begitu pula sebaliknya. Berbagai cara dapat dilakukan oleh perusahaan untuk karyawan seperti menaikan gaji karyawan, memberikan kesempatan karyawan untuk cuti, dan mengajak karyawan berlibur bersama.
Kasus 2
Karena Stress, Ibu Gantung Diri
Seorang ibu rumah tangga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, nekad gatung diri di pintu kamar rumahnya. Wanita ini diduga mengalami tekanan mental yang berat, sehingga nekad mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya.
Tubuh Rusniati, ibu rumah tangga yang tinggal di Komplek Perumahan Mantuyo Permata, Banjarmasin, pertama kali ditemukan pukul 12.00 WIB, oleh salah seorang anaknya tergantung dengan seutas tali di pintu kamar rumahnya.
Rusniati diduga nekad mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya karena mengalami stress dan tekanan batin. Menurut penuturan salah seorang kerabatnya, Rusmiati sempat menulis sepucuk surat yang ditujukan kepada keempat anaknya.
Dalam suratnya, ibu berusia 49 tahun ini, meminta agar keempat anaknya selalu hidup rukun dan damai. Eka Sugianto, salah seorang anak korban mengaku terpukul melihat ibunya harus mengakhiri hidup dengan cara yang sangat tragis. Sedangkan suami Rusmiati pada saat kejadian, tidak berada di rumah dan sedang bekerja disalah satu perusahaan tambang batu bara.
Solusi:
Dari kasus diatas diketahui bahwa seorang Ibu Rumah Tangga bunuh diri dikarena stress dan tekanan batin yang berat. Berdasarkan artikel diatas tidak dijelaskan latar belakang yang pasti yang membuat Ibu itu menjadi stress dan tertekan. Menurut saya, apabila kita mempunyai suatu masalah apapun itu jenis masalahnya kita bisa bercerita kepada orang yang terdekat dengan kita dan yang dapat dipercaya. Dengan bercerita setidaknya sudah mengurangi sedikit beban yang kita rasakan dan beban tersebut tidak menumpuk pada akhirnya, kalaupun memang kita tidak bisa bercerita kepada oranglain, kita bisa bercerita dengan Tuhan karena dalam kondisi apapun Tuhan selalu berada disamping kita. Curahkan semua yang kita rasakan kepada Tuhan melalui doa. Dengan cara seperti itu apapun yang kita rasakan berat, akan terasa ringan pada akhirnya dan Tuhan pasti akan selalu mengabulkan apa yang kita sebut dalam doa kita.
Kasus 3
Ketika saya berumur kurang lebih 4 tahun saya mengalami stress dimana saat itu orang tua saya bercerai dan akhirnya saya berpisah dengan ibu kandung saya, dimana ayah saya tidak mengizinkan ibu kandung saya untuk di asuh nya, peristiwa yang mungkin tidak terlupakan oleh saya ketika ayah saya menampar ibu kandung saya, mereka berantam hebat di hadapan saya, sementara saya hanya bisa menangis terisak-risak. Mereka berantam dengan hebatnya hampir bunuh-bunuhan di depan saya, saya menangis sekencang-kencangnya namun mereka tidak mendegarkan tangisan saya, kejadian seperti ini tidak hanya terjadi 1 atau 2 kali saja, akan tetapi berulang kali, hal seperti inilah yang membuat saya menjadi stress dimana saya takut untuk melihat orang-orang disekitar saya, bahkan melihat ayah saya saja saya menjerit “ Ampun Ampun” sambil berlari menuju kamar dan menjerit histeris sendirian. Ketika itu saya tidak mau berbicara pada siapapun saya hanya bisa memanggil “ibu ibu”, namun akhirnya stress saya tidak berlanjutan sampai sekarang karena ayah saya membawa saya ke terapi, untuk dilihat perkembangan saya. Dan alhamdulillah sampai sekarang saya tidak takut lagi melihat orang tetapi masih adalah segan dikit sama orang.
Solusi:
Pada kasus diatas, sang anak menjadi stress dikarena melihat secara langsung kedua orangtuanya bertengkar dengan hebat didepan anaknya sehingga si anak menjadi takut dan stress. Pada dasarkan ketika kedua orangtua bercerai dan memiliki hubungan komunikasi yang kurang baik antara keduanya, si anak lah yang menjadi korban atas tindakan kedua orangtuanya tersebut. Hal yang sebaiknya dilakukan para orangtua adalah jangan pernah sekalipun bertengkar didepan anak-anak. Carilah tempat lain untuk membicarakan permasalahan tersebut. Jika hal tersebut sudah terjadi dan si anak sudah terlihat trauma segeralah bawa anak anda ke Psikolog atau Psikiater agar dapat ditangani secara tepat dan cepat.
II. Komunikasi dalam Manajemen
A. Pengertian Komunikasi
Menurut Everett M Rogers, Pengertian Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada akhirnya akan menimbulkan saling pengertian yang mendalam.
Menurut Shanon dan Weaver, Pengertian Komunikasi ialah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu dengan sengaja ataupun yang tidak disengaja. Komuniasi ini tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, namun juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, teknologi dan seni.
Steven mengatakan bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu stimuli atau objeknya. Apakah itu berasal dari lingkungan sekitar maupun dari seseorang. Contoh : seorang berlindung pada suatu tempat karena diserang badai; kedipan mata yang terjadi sebagai reaksi terhadap sinar dari lampu, juga adalah peristiwa komunikasi
B. Proses Komunikasi
1. Proses Komunikasi secara Primer
Pengertian proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang yang dipergunakan sebagai media primer dalam proses komunikasi ialah bahasa, gambar, isyarat, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahasa merupakan yang paling banyak digunakan untuk menerjemahkan pikiran seseoarang kepada orang lain. Kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya, hanya dapat mengomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas).
Pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh orang lain dan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer, yaitu lambang lambang. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang ( symbol).
2. Proses Komunikasi secara Sekunder
Pengertian Proses Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif juga atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, majalah, surat kabar, radio, televisi dan banyak lagi adalah media kedua yang sering dipergunakan dalam komunikasi.
C. Hambatan Komunikasi
Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner James, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang telah dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu:
1. Mendengar
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada disekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan Informasi yang Bertentangan dengan Apa yang Kita Ketahui
3. Menilai Sumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang Berbeda
Komunikasi tidak akan berjalan efektif jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Dapat menimbulkan pertengkaran.
5. Kata yang Berarti Lain Bagi Orang yang Berbeda
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita.
6. Sinyal Non Verbal yang Tidak Konsisten
Gerak gerik kita ketika berkomunikasi- tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita.
7. Pengaruh Emosi
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi.
8. Gangguan
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
D. Pengertian Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi Interpersonal adalah Proses pertukaran Informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
E. Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1. Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual).
2. Limited Capacity
3. Expert
4. Cybernetic
F. Model Interaktif Manajer dalam Komunikasi
1. Confidence Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction management Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
Daftar Pustaka
http://www.materibelajar.id/2015/12/inilah-beberapa-definisi-pemberdayaan.html
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-stres-jenis-proses-dan.html
Smet Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta. PT. Grasindo Anggota IKAPI
Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit CV ANDI OFFSET : Yogyakarta.
http://www.physorg.com/
Santrock, J.W.2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta:Kencana
Onong Uchjana Effendy, 2005. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Penerbit PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Hafied Cangara, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Herujito, Yayat M.2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.
Abizar, 1988, Komunikasi Organisasi, Dirjendikti Debdikbud, Jakarta.
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
Rabu, 16 November 2016
Tugas 3- Psikologi Manajemen
A. Controlling
Fungsi Manajemen
1. Pengertian
Controlling Fungsi Manajemen
Controlling adalah serangkaian proses
pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan, serta menilai apakah kegiatan
tersebut telah dilaksanakan sesuai rencana atau tidak. Controlling juga berarti
mencari informasi tentang berbagai penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan
melakukan tindakan pencegahan bila
diperlukan. Hal ini sering disebut juga follow up.
Jadi dalam hal ini manajer harus selalu
berusaha memiliki catatan-catatan atau gambaran-gambaran yang dapat dipakai
sebagai pengukur atau barometer terhadap seluruh kegiatan produksi, sehingga
segera dapat diketahui dimana terjadi hambatan atas kelancaran proses produksi.
2. Jelaskan
langkah-langkahnya
1. Tahap
Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota
dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam
pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu:
a. Standar
Phisik, misalnya kuantitas barang atau jasa serta kualitas produk.
b. Standar
moneter, ditujukan dalam rupiah mencakup biaya tenaga kerja, penjualan, laba
kotor, dan lain-lain.
c. Standar
waktu, maksudnya meliputi kecepatan produksi atau batas waktu pekerjaan yang
harus diselesaikan.
2. Tahap
Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan continue, yang berupa atas, pengamatan laporan, metode, pengujian dan sampel.
Beberapa proses yang berulang-ulang dan continue, yang berupa atas, pengamatan laporan, metode, pengujian dan sampel.
4. Tahap
Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya
mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagi
manajer.
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya
mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagi
manajer.
5. Tahap
Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya
terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
3. Jelaskan
tipe-tipe controlling
Tiga tipe pengawasan (controlling), yaitu:
1. Pengawasan
Pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya
penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum
suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
2. Pengawasan
yang Dilakukan Bersama dengan Pelaksanaan Kegiatan
Merupakan proses dimana aspek tertentu
dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi
dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan, untuk menjadi semacam
peralatan “double check” yang telah menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan
Umpan Balik
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah diselesaikan.
4. Membuat
Strategi Contolling untuk Sebuah Organisasi
1. Mendesain
strategi yang sederhana
Sebagai pemimpin perusahaan, kita harus
bisa melihat potensi dan kinerja yang baik pada setiap karyawan oleh karena itu
dengan memberikan kerja yang rutin pada karyawan, kita mampu mengamati dan
memberikannya reward berdasarkan perilakunya.
2. Mendesain
strategi yang lebih kompleks
Pada tahap ini, pemimpin perusahaan lebih
memberikan tantangan pekerjaan yang besar kepada karyawannya, pada saat itu
pemimpin perusahaan dapat melihat perilaku yang dimunculkan oleh karyawan dan
apabila karyawan tersebut dapat mengatasinya dengan baik maka reward positif
dapat berikan kepada karyawan yang berhasil melakukannya dengan baik.
3. Mendesain
strategi yang lebih kompleks lagi
Disini pemimpin perusahaan, menciptakan
pekerjaan yang menarik bagi karyawan tetapi dengan memberikan skema evaluasi
yang lebih mudah seperti penghasilan, keuntungan, dsb.
4. Menjauhi
tekanan pada evaluasi pelaksanaan, agar semuanya dapat berjalan dengan baik dan
sesuai rencana.
B.
Kekuasaan dan Pengaruh
1. Pengertian
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kapasitas untuk
mempengaruhi perilaku orang lain kearah pencapaian tujuan.
Kekuasaan adalah otoritas atau kekuatan
untuk mempengaruhi perilaku individu atau kelompok dan sumber daya untuk
mencapai tujuan.
2. Jelaskan
Sumber-Sumber Kekuasaan
Sumber-sumber kekuasaan menurut French dan
Raven (1959), yaitu:
1. Coersive
Power
Biasanya pemimpin yang seperti ini selalu
bergantung pada kekuatan fiskal dan mental yang ada padanya, dan pemimpin yang
mengamalkan kuasa ini tidak menghargai keupayaan sebenar yang ada pada kaki
tangannya.
2. Reward
Power
Karyawan yang menerima reward power
berarti mendapatkan suatu kuasa yang positif dan menyebabkan perubahan dan
tingkah laku seseorang
3. Legitimate
Power
Kuasa yang sah timbul dari persepsi
individu terhadap sesuatu arahan yang diberikan.
4. Expert
Power
Kuasa ahli diperoleh oleh mereka yang
mempunyai pengetahuan atau kemahiran dalam bidang-bidang tertentu.
5. Referent
Power
Pemimpin dijadikan sebagai rujukan atau
contoh kepada pengikut karena mempunyai kualitas, karisma dan reputasi yang
baik.
3. Pengertian
pengaruh
- Menurut Wiryanto
Pengaruh merupakan tokoh formal maupun
informal dalam masyarakat. Mempunyai ciri lebih cosmopolitan, kompeten,
inovatif, dan aksesibel disbanding pihak yang dipengaruhi.
- Menurut Norman Barry
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang
jika seseorang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan
terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak
merupakan motivasi yang mendorongnya.
- Menurut Uwe Becker
Pengaruh adalah kemampuan yang terus
berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu terkait dengan usaha
memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
4. Jelaskan
pengaruh taktik dalam organisasi
Hasil penelitian Yukl, dkk. Menunjukan ada
9 jenis taktik yang biasa digunakan didalam organisasi (Hugheset all, 2009),
yaitu:
1. Persuasi
rasional (rational persuation)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain
tertarik.
2. Daya-tarik
inspirasional (inspirational appeals)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan
antusiasme atau gairah pada orang lain.
3. Konsultasi
(consultation)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi
dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
4. Mengucapkan
kata-kata manis (ingratiation)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan kata-kata yang membahagiankan.
5. Daya-tarik
pribadi (personal appeals)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena
dianggap loyal.
6. Pertukaran
(exchange)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan memberikan suatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target,
sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
7. Koalisi
(coalitions)
Terjadi jika seseorang meminta bantuan dan
dukungan dari oranglain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
8. Tekanan
(pressure)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang
dalam meminta sesuatu.
9. Mengesahkan
(legitimacy)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu
permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
5. Cari
kasus tentang kekuasaan dan pengaruh pada sebuah organisasi dan berikan saran
MK GELAR SIDANG PERDANA LUMPUR
LAPINDO
Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang
perdana pengujian Undang-Undang (UU) APBNP 2012, Jumat (15/6). Sidang tersebut
terkait persoalan pembayaran lumpur Lapindo yang tertuang dalam UU No 4/2012.
Pasal tersebut yang menjadi dasar alokasi dana untuk ganti rugi korban semburan
lumpur Lapindo.
Adapun para pemohon yang menggugat pasal
tersebut berasal dari elemen masyarakat dan tergabung dalam Tim Penyelamat APBN
Korban Lapindo.
Pada pertimbangan yang dibawa, para
pemohon menganggap Pasal 18 UU APBN-P 2012 bertentangan dengan pasal 23 ayat 1
UUD 1945 yang mengamanatkan penggunaan uang negara sepenuhnya untuk
kesejahteraan rakyat. Menurut mereka, uang negara bukanlah untuk membayar
kelalaian satu pihak saja.
Sebab, semburan lumpur panas di Porong,
Sidoarjo, Jawa Timur, merupakan kesalahan personal perusahaan Lapindo
Brantas.Inc dalam melakukan pengeboran. "Jadi tidak bisa menggunakan uang
rakyat," kata Taufik Budiman, Kuasa Hukum Tim Penyelamat APBN Korban
Lapindo, di gedung MK.
Namun, Hakim Konstitusi Akil Mochtar
meminta penjelasan hubungan sebab akibat antara APBN dengan kerugian
masyarakat. Menurut Akil, hak dan kerugian para pemohon harus bersifat
spesifik, aktual, dan dipastikan akan terjadi.
"Harus dijelaskan bagaimana hubungan
kerugian yang pasti terjadi dengan adanya UU tersebut," kata Akil
Selain itu, Akil juga mempertanyakan soal
keterkaitan antara status bencana alam yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Padahal dalam permohonan, para pemohon menyatakan swasta harus ikut bertanggung
jawab. Dalam keterkaitannya, pemerintah menetapkan semburan lumpur Lapindo
sebagai bencana alam.
Karena itu, pemerintah memiliki kewajiban
dengan ikut bertanggung jawab. "Tapi Anda bilang swasta yang bertanggung
jawab. Itu Saudara tidak uraikan," ujar Akil.
Menanggapi pertanyaan majelis, para
pemohon mengaku akan melakukan perbaikan permohonan dalam 14 hari ke depan. Di
antara para pemohon adalah mantan Komandan Marinir Letjen (Purn) Suharto,
pensiunan dosen Unair Surabaya Jo Kasturi, serta peneliti Lapindo, Ali Ashar.
"Kami menolak pemerintah memberikan
bantuan Lapindo dari uang APBN. Justru kami mendesak Lapindo segera
menyelesaikan permasalahan ini," ujar Taufik.
SARAN :
Menurut saya, sangat tidak adil apabila tanggungan
pembayaran mengenai masalah lumpur Lapindo ini sepenuhnya ditanggung oleh
pemerintah yang menggunakan anggaran APBN. Hal itu, terjadi dikarenakan
pemerintah menganggap bahwa lumpur Lapindo merupakan suatu bencana alam yang
harus ditanggung jawabkan secara penuh kepada pemerintah. Akan hal tersebut,
saya sangat tidak setuju, Perusahaan Lapindo Brantas. Inc pun harus turut andil
dalam permasalahan dan tanggung jawab atas munculnya lumpur Lapindo ini. Seharusnya,
perusahaan Lapindo Brantas lebih mempertimbangkan secara matang dampak apa saja
yang akan terjadi pada lingkungan apabila pengeboran dilakukan dan konsekuensi
apa yang akan didapatkan setelahnya. Bagi saya, pemimpin dari perusahaan
Lapindo Brantas. Inc ini harus memikirkan dan segera mencari solusi yang
terbaik bagi semuanya.
Daftar pustaka
Soekarso, Iskandar Putong. (2015).
KEPEMIMPINAN: Kajian Teoritis dan Praktis. Jakarta: Buku&Artikel Karya
Iskandar Putong.
Budiarjo, M. (1984). Konsep
kekuasaan: Tinjauan Kepustakaan. Jakarta: Sinar Harapan.
Yukl, G. (2007).
Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT Indeks
Samuel, E.
(1979). Management control. Boston,
Mass: Harvard Business School Press.
Kamis, 20 Oktober 2016
Tugas 2 - Psikologi Manajemen
A. Pengorganisasian Struktur
Manajemen
1. Pengertian
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kesesuaian pembagian
pekerjaan antara struktur dan fungsi, dimana terjadi penumpukan atau kekosongan
pelaksanaan pekerjaan, dan ada tidaknya hubungan dan urutan diantara unit-unit
kerja yang ada.
Struktur Organisasi adalah serangkaian hubungan diantara
individu-individu didalam kelompok, kemudian struktur tersebut dilukiskan dalam
bagan organisasi atau diagram yang memperlihatkan garis besar hubungan tersebut
menurut fungsi-fungsi didalam usaha, arus tanggung jawab, dan wewenang.
2. Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi
manajemen pokok, yaitu:
1. Perencanaan
(planning) adalah fungsi manajemen
yang berkaitan dengan penyususnan tujuan dan menjabarkannya dalam bentuk
perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengorganisasian
(organizing) adalah fungsi manajemen
yang berkaitan dengan pengelompokkan personel dan tugasnya untuk menjalankan
pekerjaan sesuai tugas dan misinya.
3. Pengaturan
personel (staffing) adalah fungsi
manajemen yang berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan pengaturan kerja
personel unit masing-masing manajemen sampai pada kegiatan seperti seleksi,
penempatan, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi, sebagai bagian bantuan
dari unit pada unit personalia organisasi dalam pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM).
4. Pengarahan
(directing) adalah fungsi manajemen
yang berkaitan dengan kegiatan melakukan pengarahan-pengarahan, tugas-tugas,
dan instruksi.
5. Pengawasan
(controlling) adalah kegiatan
manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan apakah pelaksaaannya
sudah dikerjakan sesuai perencanaan, sudah sampai sejauh mana kemampuan yang
sudah dicapai, dan perecanaan yang belum mencapai kemajuan, serta melakukan
koreksi bagi perencanaan yang belum terselesaikan sesuai rencana.
3. Manfaat Struktur Fungsional dan
Divisional
Struktur Fungsional
1. Untuk
menjalankan bisnis dibagi grup-grup “fungsional” yang terpisah dengan
mengoordinasikan prosedur formal guna dan menghasilkan produk dan jasa dari
bisnis tersebut.
2. Membagi
tugas kedalam bidang-bidang fungsional yang khusus memungkinkan para karyawan
perusahaan untuk berkonsentrasi hanya pada satu aspek dari perkejaan yang
dibutuhkan.
3. Keahlian
teknis baru dan mengembangkan tingkat efisiensi yang tinggi.
Struktur Divisonal
1. Keputusan
lebih cepat
2. Lebih
mudah untuk menilai prestasi kerja
3. Lebih terfokus pada produk,
pasar, dan tanggapan cepat terhadap perubahan.
4. Kerugian Struktur Fungsional dan Divisional
Kerugian Struktur Fungsional
Kerugian Strukrur Divisional
5. Kasus Organisasi
Kerugian Struktur Fungsional
1.
Pekerjaan seringkali sangat membosankan
2. Sulit mengadakan perpindahan karyawan
dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang
spesialis sendiri saja.
3. Sering ada pegawai yang mementingkan
bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dilakukan
Kerugian Strukrur Divisional
1.
Mengakibatkan turunnya komunikasi antara
spesialisasi fungsional
2.
Sangat potensial untuk menimbulkan
persaingan antar divisi
3.
Pendelegasian yang besar dapat
menimbulkan masalah.
Ketakutan
Apple Inc.
Pencinta smartphone tentu sangat mengenal nama perusahaan
Apple Inc. yang merupakan perusahaan milik Steve Jobs. Nama Apple Inc. memudar
seiring perang teknologi yang digampur oleh produsen asal Asia yang jauh lebih
gesit dibandingkan produk Apple. Produk Apple memang dianggap salah satu produk
yang punya daya tarik tersendiri, namun terlepas dari fenomena kepopuleran
Apple di kalangan banyak orang produk ini tetap jadi tidak bernilai jika diukur
dengan harga saing. Produk Apple yang dijual jauh lebih mahal dari produk
produsen lain tak lebih dari menjual nama besar perusahaan Apple Inc. serta
komponen pendukung produk mereka yang masih disupport oleh perusahaan lain,
sebut saja Samsung. Berbagai kebutuhan produk Apple disuplay oleh Samsung yang
merupakan lawan main kelas kakap dari Asia, contoh saja untuk layar iPad maupun
iPhone milik Apple Inc. yang LCDnya tak lain produksi Samsung dan beberapa
komponen lain termasuk "otak" dalam menjalankan iPad maupun iPhone.
Dalam hal ini tentu Apple Inc. tidak bisa berbangga sebagai produk mewah,
karena tanpa bantuan Asia maka produknya
bukan apa-apa semenjak awal kemunculannya. Puncak permasalahan muncul saat
Samsung terjun ke kancah smartphone dan tablet. Keresahan ini terlihat sangat
jelas dan Apple Inc. jadi goyah sebagai produk populer dan pelopor. Serangan
produk Samsung sangat gencar di ranah teknologi, apalagi berkat dukungan Google
yang meluncurkan sistem operasi Android yang sekarang menjadi nomor satu di
dunia. Apple dengan produk mahalnya semakin tergerus dan tak bernilai jika
dibandingkan dengan produk-produk lain dari Asia, sebut saja dari Samsung, HTC,
Sony, Lenovo, Huawe, sekarang ada Oppo, yang melahirkan smartphone kelas atas
jauh lebih bagus dan memiliki kecepatan tingkat tinggi dibandingkan iPhone. Ada
Samsung dengan Galaxy S4, HTC One, Sony Experia, Huawe Accend, Oppo 5, dan
sederetan produk lain yang jika dinilai jauh meninggalkan iPhone 5, apalagi
produk beroperasi Android tersebut dijual dengan harga lebih murah dibandingkan
iPhone 5. Lantas, apa yang bisa dibanggakan Apple Inc.? Kepopuleran mereka
sudah terjung payung semenjak mereka tidak bisa menciptakan produk berkualitas
lagi dan sibuk dengan perang paten. Di sinilah nama Apple menjadi sebuah
perusahaan yang memiliki tingkat monopoli tinggi, termasuk di Amerika Serikat.
Apple seakan mengesampingkan kreativitas dan menciptakan produk baru dengan
cara berperang paten. Sampai kapan mereka akan bertahan? Tentu saja setelah
paten itu usai, produsen lain tentu akan mencari cara lain agar tidak
menggunakan software yang sudah dipatenkan Apple. Contohnya cukup nyata,
Samsung terus menggempur dengan berbagai merek Galaxy low end dan high end,
demikian juga dengan HTC, Sony dan lain-lain. Wajar saja Asia bisa mendominasi
pasar smartphone global karena mereka tidak sibuk dengan paten, melainkan terus
berkreasi. Salahkah Apple Inc. melancarkan serangan paten? Tentu saja tidak.
Itu buah pemikiran mereka. Hanya saja belakangan Apple Inc. seakan sudah tidak
ada jurus lagi melawan gempuran produsen Asia. Apple sudah kehilangan arah
untuk menghadirkan inovasi lain selain perang paten. Ujung-ujungnya jika
smartphone lain menggunakan paten mereka maka harus membayar royalti atau
dicekal, namun pihak pemilik smartphone lebih memilih berkreasi dari pada menggunakan
paten Apple. Belakangan, perang paten yang dimenangkan oleh Apple Inc. di
Amerika Serikat cukup mencengangkan. Apalagi menangnya Apple Inc. bukan berkat
hebatnya mereka sendiri melainkan karena hak veto Obama. Inilah yang dinamakan
anak manja, tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri malah bermain diketiak
orang tua. Rasanya, bukan Samsung saja yang kecewa namun semua pihak cukup
kecewa akibat ulah Apple Inc. yang berlebihan. Serangan Apple Inc. terhadap
Samsung seakan seperti anak tidak berbudi pada orang tua, Samsung sudah
mensuplay semua kebutuhan Apple Inc. untuk iPad dan iPhone. Dan menurut data
ITC kedua belah pihak pun terlibat sama-sama melanggar paten, kecewanya Obama
malah memvote ke Apple bukan bersikap netral. Akibatnya, Apple yang manja akan
terus berlagak sok gaya dengan perang paten dan terus tertinggal dalam
berinovasi. Lucunya, belum usai masalah di ranah hukum lagi-lagi Apple butuh
bantuan Samsung untuk menghidupkan iPad mereka dengan LCD buatan Samsung.
Serangan Apple ke Samsung seakan menegaskan bahwa ketidakmampuan Apple melawan
Google. Samsung hanya menciptakan smartphone dan beberapa software, selebihnya
sistem Android tetap ditangan Google. Melawan Google tentu Apple akan kalah
saing, baru membuang Google Maps saja dari iPhone 5 sudah dicerca seluruh
dunia. Ketangguhan Google belum mampu digoyahkan, walaupun Apple berusaha
dengan harga mahal dan berlomba meraih simpati masyarakat. Google dikenal oleh
banyak kalangan, bahkan di kampung saja Google bisa diakses dengan mudah. Produk
iPhone yang mahal dan sekarang terkesan biasa-biasa saja malah tidak pernah
terdengar gaungnya, padahalnya iPhone sudah lama berjaya sedangkan Android baru
saja berkarya. Produk Android banyak dijumpai di berbagai daerah, dan produk
Apple tidaklah demikian. Bicara kualitas, mulai dari kamera, LCD (Apple masih
tergantung pada Samsung dan beberapa vendor lain), suara, dan lain-lain,
produsen smartphone Asia malah jauh lebih bagus dibandingkan Apple dan banyak
pilihan. Rasanya, kesombongan Apple tidak lama lagi akan luntur dan tinggalkan
segelintir orang saja yang akan menggunakan produk mereka. Mengingat sistem
Android semakin meraja dengan berbagai pilihan dan harga.
SARAN:
Struktur Organisasi Fungsional:
Masalah yang terjadi dengan Apple Inc. ini memang sangat
kompleks, jika dilihat dari sudut pandang fungsional, Apple seharusnya lebih
bisa berkreasi dengan fitur-fitur smartphone yang dibutuhkan oleh pasar dunia
yang kini telah dikusai oleh Samsung dari Asia. Pertimbangan akan produk,
pelanggan, dan teknologi menentukan identitas dari bagian-bagian dari struktur
fungsional. Apple perlu juga membagi karyawan mereka dalam bidang-bidang
spesialisasi mereka agar mereka dapat menciptakan inovasi yang lebih baik untuk
smartphone Apple kedepannya.
Struktur Organisasi Divisional:
Sebaiknya, membagi karyawan Apple ke dalam divisi dalam
tingkatan spesialisasi mereka, sehingga Apple dapat menggabungkan
teknologi-teknologi yang lebih baik dalam pembuatan Smartphone Apple sehingga
Apple tidak perlu bergantung pada Samsung dalam pembuatan LCD atau material
yang mereka butuhkan baik software maupun hardware untuk produk Apple yang
mereka rancang. Hal ini dapat meningkatkan minat konsumen terhadap produk Apple
yang apabila diperbaiki secara maksimal.
B. Actuating dalam Manajemen
1. Pengertian Actuating dalam Manajemen
Actuating
(pelaksanaan) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan
manejerial dan usaha-usaha organisasi. Actuating
adalah pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari
aktivitas tersebut, maka pimpinan mengambil tindakan-tindakannya kearah itu.
2. Pentingnya Actuating dalam Manajemen
Fungsi Actuating dalam manajemen sesungguhnya
adalah mengarahkan kegiatan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas, agar
menjadi lebih baik dalam meningkatkan kinerja karyawan serta memberikan
instruksi dari atasan terhadap karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan yang
lebih tepat.
3. Prinsip Actuating dalam Manajemen
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang
berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahan dalam
melakukan actuating, yaitu :
a. Prinsip
mengarah pada tujuan: Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada
prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin
besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan.artinya dalam
melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari
factor-faktor lain seperti: perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang
cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan
serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip
keharmonisan dengan tujuan: Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi
kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Semua ini
dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan
mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
c. Prinsip
kesatuan komando: Prinsip kesatuan komando ini sangat penting
untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para
bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya.
Daftar Pustaka
Tangkilisan, Hessel.(2005). Manajemen Publik.
Jakarta: PT.Grasindo.
Wiwoho, Ardjuno.(2008). Pengetahuan Tata
Hidang. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Amsyah, Zulkifli.(2005). Manajemen Sistem
Informasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pearce, John., dan Robinson, Richard.(2008). Manajemen
Strategis 1 (ed.10). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Suyanto, M.(2007). Perusahaan yang Paling di
Kagumi Dunia. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Langganan:
Postingan (Atom)