Jumat, 13 Januari 2017

Tugas 4- Psikologi Manajemen

I. Empowerment, Stress dan Konflik
A. Pengertian Empowerment
Pemberdayaan menurut Suhendra (2006:74-75) adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi.
Selanjutnya pemberdayaan menurut Ife (dalam Suhendra, 2006:77) adalah meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the power of disadvantage).
Sedangkan menurut Widjaja (2003:169) pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.

B. Pengertian Stress
Siagian(2003:300) mengemukakan bahwa stress merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang.
Sedangkan menurut Hasibuan H. Malayu S.P (2003), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat relaks atau memperlihatkan sikap yang tidak mengatasinya.

Sumber Stress
1. Didalam diri seseorang
Terkadang sumber stress itu ada di dalam diri seseorang. Salahsatunya melalui kesakitan. Tingkatan stres yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan umur individu (sarafino, 1990).
2. Didalam keluarga
Stress ini dapat bersumber dari interaksi diantara anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda, dll. misalnya : perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan antara orang tua dengan anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stres terutama pada diri ibu yang selama kehamilan (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
3. Didalam komunitas dan lingkungan
Interaksi subyek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak di sekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. sedangkan beberapa pengalaman stress orang tua bersumber dari pekerjaannya dan lingkungan yang stressfull sifatnya. Khususnya, 'Occupational stress' telah diteliti secara luas.

C. Pengertian Konflik
menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.
Menurut Alabaness, Konflik adalah kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.

Jenis-Jenis Konflik
1. Konflik Intraindividu. Konflik ini dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekspektasi di luar berbeda dengan keinginan atau harapannya.
2. Konflik Antarindividu. Konflik yang terjadi antarindividu yang berada dalam suatu kelompok atau antarindividu pada kelompok yang berbeda.
3. Konflik Antarkelompok. Konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
4. Konflik Organisais. Konflik yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat struktural maupun fungsional. Contoh konflik ini : konflik antara bagian pemasaran dengan bagian produksi.
Proses-Proses Konflik
Menurut Smith, Proses terjadinya konflik sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi, yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
2. Tahap Menyadari, yaitu perbedaan mulai dieksepsikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
3. Tahap pembicaraan, yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
4. Tahap Perdebatan Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
5. Tahap Konflik Terbuka, yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.

D. Kasus Yang Berkaitan dengan Stress
Kasus 1
Terlihat seorang wakil pembicara dan karyawan yang berkumpul di luar pabrik Foxconn di Shenzhen, Provinsi Guangdong Cina selatan pada sebuah dokumen foto yang diambil tanggal 24 Februari 2010. “Perusahaan hanya mementingkan kepentingan bisnisnya dengan memeras tenaga karyawan, sementara upah pekerjanya sendiri masih sangat rendah, ironisnya karyawan tidak berdaya akan kebijakan ini”. Pemogokan di Perusahaan Honda Motor dan serentetan bunuh diri karyawan di Foxconn Technology (produsen raksasa elektronik untuk industri seperti Apple, Dell dan Hewlett-Packard) membuat Pemerintah Cina harus melakukan pertemuan dengan perwakilan Management Perusahaan.
Seorang Insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn (pembuat iPhone, iPads dan gadget elektronik lainnya termasuk Apple Inc) meninggal dunia “kematiannya mendadak” di rumahnya di dekat pabrik Foxconn Shenzhen di provinsi Guangdong China selatan. Penyebab kematian sedang diselidiki dan “kita sedang mengumpulkan informasi-informasi pendukung penyebab kematian insinyur ini termasuk keterkaitannya dengan pekerjaan,” kata salah satu perwakilan management perusahaan.
Surat kabar Ming Pao di Hong Kong, melaporkan bahwa salah satu kerabat dekat Insinyur mengklaim kematian rekan kerjanya itu dikarenakan “stres kerja”, setelah bekerja 34 jam tanpa istirahat. Dampak dari laporan surat kabar yang terbit langsung direspon positif oleh Perusahaan dengan mengumumkan pemberian 30 % bonus pada karyawannya untuk meningkatkan dan membantu terciptanya lingkungan kerja yang lebih baik selain itu kerja lembur karyawan akan dikurangi sehingga bisa lebih banyak waktu untuk beristirahat. Aktivis ketenagakerjaan menuduh perusahaan memiliki gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya dipaksakan untuk bekerja terlalu keras, namun Foxconn menyangkal tuduhan ini. Dalam setahun ini di Foxconn Company “Sepuluh pekerjanya telah bunuh diri dan tiga lainnya melakukan percobaan bunuh diri, rata -rata mereka tewas karena terjun dari atas bangunan.

Solusi:
Menurut saya, memaksa karyawan dalam bekerja secara berlebihan sangat tidak baik dampaknya baik untuk kehidupan karyawan itu sendiri ataupun untuk perkembangan perusahaan. Jika dilihat dari permasalahan tersebut, karyawan yang melakukan bunuh diri dikarenakan stress kerja yang begitu menekan dan tidak punya keberanian untuk mengkritik perusahaannya. Karena stress yang begitu berat hal yang dilakukan pun yaitu dengan cara bunuh diri. Sebaiknya, hal ini dijadikan oleh pihak perusahaan untuk memperhatikan karyawannya jauh lebih baik lagi biar bagaimana pun hal perusahaan sangat membutuhkan karyawan yang berkompeten, begitu pula sebaliknya. Berbagai cara dapat dilakukan oleh perusahaan untuk karyawan seperti menaikan gaji karyawan, memberikan kesempatan karyawan untuk cuti, dan mengajak karyawan berlibur bersama.

Kasus 2
Karena Stress, Ibu Gantung Diri
Seorang ibu rumah tangga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, nekad gatung diri di pintu kamar rumahnya. Wanita ini diduga mengalami tekanan mental yang berat, sehingga nekad mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya.
Tubuh Rusniati, ibu rumah tangga yang tinggal di Komplek Perumahan Mantuyo Permata, Banjarmasin, pertama kali ditemukan pukul 12.00 WIB, oleh salah seorang anaknya tergantung dengan seutas tali di pintu kamar rumahnya.
Rusniati diduga nekad mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya karena mengalami stress dan tekanan batin. Menurut penuturan salah seorang kerabatnya, Rusmiati sempat menulis sepucuk surat yang ditujukan kepada keempat anaknya.
Dalam suratnya, ibu berusia 49 tahun ini, meminta agar keempat anaknya selalu hidup rukun dan damai. Eka Sugianto, salah seorang anak korban mengaku terpukul melihat ibunya harus mengakhiri hidup dengan cara yang sangat tragis. Sedangkan suami Rusmiati pada saat kejadian, tidak berada di rumah dan sedang bekerja disalah satu perusahaan tambang batu bara.

Solusi:
Dari kasus diatas diketahui bahwa seorang Ibu Rumah Tangga bunuh diri dikarena stress dan tekanan batin yang berat. Berdasarkan artikel diatas tidak dijelaskan latar belakang yang pasti yang membuat Ibu itu menjadi stress dan tertekan. Menurut saya, apabila kita mempunyai suatu masalah apapun itu jenis masalahnya kita bisa bercerita kepada orang yang terdekat dengan kita dan yang dapat dipercaya. Dengan bercerita setidaknya sudah mengurangi sedikit beban yang kita rasakan dan beban tersebut tidak menumpuk pada akhirnya, kalaupun memang kita tidak bisa bercerita kepada oranglain, kita bisa bercerita dengan Tuhan karena dalam kondisi apapun Tuhan selalu berada disamping kita. Curahkan semua yang kita rasakan kepada Tuhan melalui doa. Dengan cara seperti itu apapun yang kita rasakan berat, akan terasa ringan pada akhirnya dan Tuhan pasti akan selalu mengabulkan apa yang kita sebut dalam doa kita.

Kasus 3
Ketika saya berumur kurang lebih 4 tahun saya mengalami stress dimana saat itu orang tua saya bercerai dan akhirnya saya berpisah dengan ibu kandung saya, dimana ayah saya tidak mengizinkan ibu kandung saya untuk di asuh nya, peristiwa yang mungkin tidak terlupakan oleh saya ketika ayah saya menampar ibu kandung saya, mereka berantam hebat di hadapan saya, sementara saya hanya bisa menangis terisak-risak. Mereka berantam dengan hebatnya hampir bunuh-bunuhan di depan saya, saya menangis sekencang-kencangnya namun mereka tidak mendegarkan tangisan saya, kejadian seperti ini tidak hanya terjadi 1 atau 2 kali saja, akan tetapi berulang kali, hal seperti inilah yang membuat saya menjadi stress dimana saya takut untuk melihat orang-orang disekitar saya, bahkan melihat ayah saya saja saya menjerit “ Ampun Ampun” sambil berlari menuju kamar dan menjerit histeris sendirian. Ketika itu saya tidak mau berbicara pada siapapun saya hanya bisa memanggil “ibu ibu”, namun akhirnya stress saya tidak berlanjutan sampai sekarang karena ayah saya membawa saya ke terapi, untuk dilihat perkembangan saya. Dan alhamdulillah sampai sekarang saya tidak takut lagi melihat orang tetapi masih adalah segan dikit sama orang.

Solusi:
Pada kasus diatas, sang anak menjadi stress dikarena melihat secara langsung kedua orangtuanya bertengkar dengan hebat didepan anaknya sehingga si anak menjadi takut dan stress. Pada dasarkan ketika kedua orangtua bercerai dan memiliki hubungan komunikasi yang kurang baik antara keduanya, si anak lah yang menjadi korban atas tindakan kedua orangtuanya tersebut. Hal yang sebaiknya dilakukan para orangtua adalah jangan pernah sekalipun bertengkar didepan anak-anak. Carilah tempat lain untuk membicarakan permasalahan tersebut. Jika hal tersebut sudah terjadi dan si anak sudah terlihat trauma segeralah bawa anak anda ke Psikolog atau Psikiater agar dapat ditangani secara tepat dan cepat.

II. Komunikasi dalam Manajemen
A. Pengertian Komunikasi
Menurut Everett M Rogers, Pengertian Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada akhirnya akan menimbulkan saling pengertian yang mendalam.
Menurut Shanon dan Weaver, Pengertian Komunikasi ialah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu dengan sengaja ataupun yang tidak disengaja. Komuniasi ini tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, namun juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, teknologi dan seni.
Steven mengatakan bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu stimuli atau objeknya. Apakah itu berasal dari lingkungan sekitar maupun dari seseorang. Contoh : seorang berlindung pada suatu tempat karena diserang badai; kedipan mata yang terjadi sebagai reaksi terhadap sinar dari lampu, juga adalah peristiwa komunikasi

B. Proses Komunikasi
1. Proses Komunikasi secara Primer
Pengertian proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang yang dipergunakan sebagai media primer dalam proses komunikasi ialah bahasa, gambar, isyarat, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahasa merupakan yang paling banyak digunakan untuk menerjemahkan pikiran seseoarang kepada orang lain. Kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya, hanya dapat mengomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas).
Pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh orang lain dan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer, yaitu lambang lambang. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang ( symbol).

2. Proses Komunikasi secara Sekunder
Pengertian Proses Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif juga atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, majalah, surat kabar, radio, televisi dan banyak lagi adalah media kedua yang sering dipergunakan dalam komunikasi.

C. Hambatan Komunikasi
Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner James, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang telah dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu:
1. Mendengar
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada disekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan Informasi yang Bertentangan dengan Apa yang Kita Ketahui
3. Menilai Sumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang Berbeda
Komunikasi tidak akan berjalan efektif jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Dapat menimbulkan pertengkaran.
5. Kata yang Berarti Lain Bagi Orang yang Berbeda
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita.
6. Sinyal Non Verbal yang Tidak Konsisten
Gerak gerik kita ketika berkomunikasi- tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita.
7. Pengaruh Emosi
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi.
8. Gangguan
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.

D. Pengertian Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi Interpersonal adalah Proses pertukaran Informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)

E. Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1. Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran manusia melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut , maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual).
2. Limited Capacity
3. Expert
4. Cybernetic

F. Model Interaktif Manajer dalam Komunikasi
1. Confidence Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction management Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5. Other-orientation Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.


Daftar Pustaka
http://www.materibelajar.id/2015/12/inilah-beberapa-definisi-pemberdayaan.html
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-stres-jenis-proses-dan.html
Smet Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta. PT. Grasindo Anggota IKAPI
Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit CV ANDI OFFSET : Yogyakarta.
http://www.physorg.com/
Santrock, J.W.2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta:Kencana
Onong Uchjana Effendy, 2005. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Penerbit PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Hafied Cangara, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Herujito, Yayat M.2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.
Abizar, 1988, Komunikasi Organisasi, Dirjendikti Debdikbud, Jakarta.
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta

Rabu, 16 November 2016

Tugas 3- Psikologi Manajemen

A.    Controlling Fungsi Manajemen
1.     Pengertian Controlling Fungsi Manajemen
Controlling adalah serangkaian proses pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan, serta menilai apakah kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai rencana atau tidak. Controlling juga berarti mencari informasi tentang berbagai penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan melakukan tindakan pencegahan  bila diperlukan. Hal ini sering disebut juga follow up.
Jadi dalam hal ini manajer harus selalu berusaha memiliki catatan-catatan atau gambaran-gambaran yang dapat dipakai sebagai pengukur atau barometer terhadap seluruh kegiatan produksi, sehingga segera dapat diketahui dimana terjadi hambatan atas kelancaran proses produksi.

2.      Jelaskan langkah-langkahnya
1.     Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu:
a.  Standar Phisik, misalnya kuantitas barang atau jasa serta kualitas produk.
b. Standar moneter, ditujukan dalam rupiah mencakup biaya tenaga kerja, penjualan, laba kotor, dan lain-lain.
c. Standar waktu, maksudnya meliputi kecepatan produksi atau batas waktu pekerjaan yang harus diselesaikan.
2.    Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
     Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3.    Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
  Beberapa proses yang berulang-ulang dan continue, yang berupa atas, pengamatan laporan, metode, pengujian dan sampel.
4.    Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
     Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya
     mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagi
     manajer.
5.     Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.


3.     Jelaskan tipe-tipe controlling
Tiga tipe pengawasan (controlling), yaitu:
1.     Pengawasan Pendahuluan
   Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
2.     Pengawasan yang Dilakukan Bersama dengan Pelaksanaan Kegiatan
Merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3.     Pengawasan Umpan Balik
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

4.    Membuat Strategi Contolling untuk Sebuah Organisasi
1.      Mendesain strategi yang sederhana
Sebagai pemimpin perusahaan, kita harus bisa melihat potensi dan kinerja yang baik pada setiap karyawan oleh karena itu dengan memberikan kerja yang rutin pada karyawan, kita mampu mengamati dan memberikannya reward berdasarkan perilakunya.
2.      Mendesain strategi yang lebih kompleks
Pada tahap ini, pemimpin perusahaan lebih memberikan tantangan pekerjaan yang besar kepada karyawannya, pada saat itu pemimpin perusahaan dapat melihat perilaku yang dimunculkan oleh karyawan dan apabila karyawan tersebut dapat mengatasinya dengan baik maka reward positif dapat berikan kepada karyawan yang berhasil melakukannya dengan baik.
3.      Mendesain strategi yang lebih kompleks lagi
Disini pemimpin perusahaan, menciptakan pekerjaan yang menarik bagi karyawan tetapi dengan memberikan skema evaluasi yang lebih mudah seperti penghasilan, keuntungan, dsb.
4.      Menjauhi tekanan pada evaluasi pelaksanaan, agar semuanya dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana.  

B.     Kekuasaan dan Pengaruh
1.     Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan adalah kapasitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain kearah pencapaian tujuan.
Kekuasaan adalah otoritas atau kekuatan untuk mempengaruhi perilaku individu atau kelompok dan sumber daya untuk mencapai tujuan.

2.     Jelaskan Sumber-Sumber Kekuasaan
Sumber-sumber kekuasaan menurut French dan Raven (1959), yaitu:
1.     Coersive Power
Biasanya pemimpin yang seperti ini selalu bergantung pada kekuatan fiskal dan mental yang ada padanya, dan pemimpin yang mengamalkan kuasa ini tidak menghargai keupayaan sebenar yang ada pada kaki tangannya.
2.     Reward Power
Karyawan yang menerima reward power berarti mendapatkan suatu kuasa yang positif dan menyebabkan perubahan dan tingkah laku seseorang
3.     Legitimate Power
Kuasa yang sah timbul dari persepsi individu terhadap sesuatu arahan yang diberikan.
4.     Expert Power
Kuasa ahli diperoleh oleh mereka yang mempunyai pengetahuan atau kemahiran dalam bidang-bidang tertentu.
5.     Referent Power
Pemimpin dijadikan sebagai rujukan atau contoh kepada pengikut karena mempunyai kualitas, karisma dan reputasi yang baik.

3.      Pengertian pengaruh
-         Menurut Wiryanto
Pengaruh merupakan tokoh formal maupun informal dalam masyarakat. Mempunyai ciri lebih cosmopolitan, kompeten, inovatif, dan aksesibel disbanding pihak yang dipengaruhi.
-         Menurut Norman Barry
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seseorang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
-         Menurut Uwe Becker
Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.

4.     Jelaskan pengaruh taktik dalam organisasi
Hasil penelitian Yukl, dkk. Menunjukan ada 9 jenis taktik yang biasa digunakan didalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
1.      Persuasi rasional (rational persuation)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
2.      Daya-tarik inspirasional (inspirational appeals)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
3.      Konsultasi (consultation)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
4.      Mengucapkan kata-kata manis (ingratiation)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiankan.
5.      Daya-tarik pribadi (personal appeals)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
6.      Pertukaran (exchange)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan suatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
7.      Koalisi (coalitions)
Terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari oranglain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
8.      Tekanan (pressure)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
9.      Mengesahkan (legitimacy)
Terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.


5.      Cari kasus tentang kekuasaan dan pengaruh pada sebuah organisasi dan berikan saran
MK GELAR SIDANG PERDANA LUMPUR LAPINDO
Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang perdana pengujian Undang-Undang (UU) APBNP 2012, Jumat (15/6). Sidang tersebut terkait persoalan pembayaran lumpur Lapindo yang tertuang dalam UU No 4/2012. Pasal tersebut yang menjadi dasar alokasi dana untuk ganti rugi korban semburan lumpur Lapindo.
Adapun para pemohon yang menggugat pasal tersebut berasal dari elemen masyarakat dan tergabung dalam Tim Penyelamat APBN Korban Lapindo.
Pada pertimbangan yang dibawa, para pemohon menganggap Pasal 18 UU APBN-P 2012 bertentangan dengan pasal 23 ayat 1 UUD 1945 yang mengamanatkan penggunaan uang negara sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Menurut mereka, uang negara bukanlah untuk membayar kelalaian satu pihak saja.
Sebab, semburan lumpur panas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, merupakan kesalahan personal perusahaan Lapindo Brantas.Inc dalam melakukan pengeboran. "Jadi tidak bisa menggunakan uang rakyat," kata Taufik Budiman, Kuasa Hukum Tim Penyelamat APBN Korban Lapindo, di gedung MK.
Namun, Hakim Konstitusi Akil Mochtar meminta penjelasan hubungan sebab akibat antara APBN dengan kerugian masyarakat. Menurut Akil, hak dan kerugian para pemohon harus bersifat spesifik, aktual, dan dipastikan akan terjadi. 
"Harus dijelaskan bagaimana hubungan kerugian yang pasti terjadi dengan adanya UU tersebut," kata Akil
Selain itu, Akil juga mempertanyakan soal keterkaitan antara status bencana alam yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Padahal dalam permohonan, para pemohon menyatakan swasta harus ikut bertanggung jawab. Dalam keterkaitannya, pemerintah menetapkan semburan lumpur Lapindo sebagai bencana alam.
Karena itu, pemerintah memiliki kewajiban dengan ikut bertanggung jawab. "Tapi Anda bilang swasta yang bertanggung jawab. Itu Saudara tidak uraikan," ujar Akil.
Menanggapi pertanyaan majelis, para pemohon mengaku akan melakukan perbaikan permohonan dalam 14 hari ke depan. Di antara para pemohon adalah mantan Komandan Marinir Letjen (Purn) Suharto, pensiunan dosen Unair Surabaya Jo Kasturi, serta peneliti Lapindo, Ali Ashar. 
"Kami menolak pemerintah memberikan bantuan Lapindo dari uang APBN. Justru kami mendesak Lapindo segera menyelesaikan permasalahan ini," ujar Taufik.

SARAN :

Menurut saya, sangat tidak adil apabila tanggungan pembayaran mengenai masalah lumpur Lapindo ini sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah yang menggunakan anggaran APBN. Hal itu, terjadi dikarenakan pemerintah menganggap bahwa lumpur Lapindo merupakan suatu bencana alam yang harus ditanggung jawabkan secara penuh kepada pemerintah. Akan hal tersebut, saya sangat tidak setuju, Perusahaan Lapindo Brantas. Inc pun harus turut andil dalam permasalahan dan tanggung jawab atas munculnya lumpur Lapindo ini. Seharusnya, perusahaan Lapindo Brantas lebih mempertimbangkan secara matang dampak apa saja yang akan terjadi pada lingkungan apabila pengeboran dilakukan dan konsekuensi apa yang akan didapatkan setelahnya. Bagi saya, pemimpin dari perusahaan Lapindo Brantas. Inc ini harus memikirkan dan segera mencari solusi yang terbaik bagi semuanya. 







Daftar pustaka 
Soekarso, Iskandar Putong. (2015). KEPEMIMPINAN: Kajian Teoritis dan Praktis. Jakarta: Buku&Artikel Karya Iskandar Putong.
Budiarjo, M. (1984). Konsep kekuasaan: Tinjauan Kepustakaan. Jakarta: Sinar Harapan.
Yukl, G. (2007). Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT Indeks
Samuel, E. (1979). Management control. Boston, Mass: Harvard Business School Press. 

Kamis, 20 Oktober 2016

Tugas 2 - Psikologi Manajemen

A. Pengorganisasian Struktur Manajemen 
     1. Pengertian Struktur Organisasi 
       Struktur organisasi adalah kesesuaian pembagian pekerjaan antara struktur dan fungsi, dimana terjadi penumpukan atau kekosongan pelaksanaan pekerjaan, dan ada tidaknya hubungan dan urutan diantara unit-unit kerja yang ada. 
         Struktur Organisasi adalah serangkaian hubungan diantara individu-individu didalam kelompok, kemudian struktur tersebut dilukiskan dalam bagan organisasi atau diagram yang memperlihatkan garis besar hubungan tersebut menurut fungsi-fungsi didalam usaha, arus tanggung jawab, dan wewenang. 

     2. Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen pokok, yaitu:
1.  Perencanaan (planning) adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan penyususnan tujuan dan menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengorganisasian (organizing) adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengelompokkan personel dan tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya.
3.    Pengaturan personel (staffing) adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan pengaturan kerja personel unit masing-masing manajemen sampai pada kegiatan seperti seleksi, penempatan, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi, sebagai bagian bantuan dari unit pada unit personalia organisasi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
4. Pengarahan (directing) adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan kegiatan melakukan pengarahan-pengarahan, tugas-tugas, dan instruksi.

5.      Pengawasan (controlling) adalah kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan apakah pelaksaaannya sudah dikerjakan sesuai perencanaan, sudah sampai sejauh mana kemampuan yang sudah dicapai, dan perecanaan yang belum mencapai kemajuan, serta melakukan koreksi bagi perencanaan yang belum terselesaikan sesuai rencana.  

    
     3. Manfaat Struktur Fungsional dan Divisional
Struktur Fungsional 
1.  Untuk menjalankan bisnis dibagi grup-grup “fungsional” yang terpisah dengan mengoordinasikan prosedur formal guna dan menghasilkan produk dan jasa dari bisnis tersebut.
2.   Membagi tugas kedalam bidang-bidang fungsional yang khusus memungkinkan para karyawan perusahaan untuk berkonsentrasi hanya pada satu aspek dari perkejaan yang dibutuhkan.

3.      Keahlian teknis baru dan mengembangkan tingkat efisiensi yang tinggi. 

Struktur Divisonal 
1.      Keputusan lebih cepat
2.      Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja
3.   Lebih terfokus pada produk, pasar, dan tanggapan cepat terhadap perubahan.

     4. Kerugian Struktur Fungsional dan Divisional
Kerugian Struktur Fungsional 
1.     Pekerjaan seringkali sangat membosankan
2.   Sulit mengadakan perpindahan karyawan dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialis sendiri saja.

3. Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dilakukan 

Kerugian Strukrur Divisional
1.     Mengakibatkan turunnya komunikasi antara spesialisasi fungsional
2.     Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar divisi

3.     Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah.

     5. Kasus Organisasi 
Ketakutan Apple Inc.
Pencinta smartphone tentu sangat mengenal nama perusahaan Apple Inc. yang merupakan perusahaan milik Steve Jobs. Nama Apple Inc. memudar seiring perang teknologi yang digampur oleh produsen asal Asia yang jauh lebih gesit dibandingkan produk Apple. Produk Apple memang dianggap salah satu produk yang punya daya tarik tersendiri, namun terlepas dari fenomena kepopuleran Apple di kalangan banyak orang produk ini tetap jadi tidak bernilai jika diukur dengan harga saing. Produk Apple yang dijual jauh lebih mahal dari produk produsen lain tak lebih dari menjual nama besar perusahaan Apple Inc. serta komponen pendukung produk mereka yang masih disupport oleh perusahaan lain, sebut saja Samsung. Berbagai kebutuhan produk Apple disuplay oleh Samsung yang merupakan lawan main kelas kakap dari Asia, contoh saja untuk layar iPad maupun iPhone milik Apple Inc. yang LCDnya tak lain produksi Samsung dan beberapa komponen lain termasuk "otak" dalam menjalankan iPad maupun iPhone. Dalam hal ini tentu Apple Inc. tidak bisa berbangga sebagai produk mewah, karena tanpa bantuan Asia  maka produknya bukan apa-apa semenjak awal kemunculannya. Puncak permasalahan muncul saat Samsung terjun ke kancah smartphone dan tablet. Keresahan ini terlihat sangat jelas dan Apple Inc. jadi goyah sebagai produk populer dan pelopor. Serangan produk Samsung sangat gencar di ranah teknologi, apalagi berkat dukungan Google yang meluncurkan sistem operasi Android yang sekarang menjadi nomor satu di dunia. Apple dengan produk mahalnya semakin tergerus dan tak bernilai jika dibandingkan dengan produk-produk lain dari Asia, sebut saja dari Samsung, HTC, Sony, Lenovo, Huawe, sekarang ada Oppo, yang melahirkan smartphone kelas atas jauh lebih bagus dan memiliki kecepatan tingkat tinggi dibandingkan iPhone. Ada Samsung dengan Galaxy S4, HTC One, Sony Experia, Huawe Accend, Oppo 5, dan sederetan produk lain yang jika dinilai jauh meninggalkan iPhone 5, apalagi produk beroperasi Android tersebut dijual dengan harga lebih murah dibandingkan iPhone 5. Lantas, apa yang bisa dibanggakan Apple Inc.? Kepopuleran mereka sudah terjung payung semenjak mereka tidak bisa menciptakan produk berkualitas lagi dan sibuk dengan perang paten. Di sinilah nama Apple menjadi sebuah perusahaan yang memiliki tingkat monopoli tinggi, termasuk di Amerika Serikat. Apple seakan mengesampingkan kreativitas dan menciptakan produk baru dengan cara berperang paten. Sampai kapan mereka akan bertahan? Tentu saja setelah paten itu usai, produsen lain tentu akan mencari cara lain agar tidak menggunakan software yang sudah dipatenkan Apple. Contohnya cukup nyata, Samsung terus menggempur dengan berbagai merek Galaxy low end dan high end, demikian juga dengan HTC, Sony dan lain-lain. Wajar saja Asia bisa mendominasi pasar smartphone global karena mereka tidak sibuk dengan paten, melainkan terus berkreasi. Salahkah Apple Inc. melancarkan serangan paten? Tentu saja tidak. Itu buah pemikiran mereka. Hanya saja belakangan Apple Inc. seakan sudah tidak ada jurus lagi melawan gempuran produsen Asia. Apple sudah kehilangan arah untuk menghadirkan inovasi lain selain perang paten. Ujung-ujungnya jika smartphone lain menggunakan paten mereka maka harus membayar royalti atau dicekal, namun pihak pemilik smartphone lebih memilih berkreasi dari pada menggunakan paten Apple. Belakangan, perang paten yang dimenangkan oleh Apple Inc. di Amerika Serikat cukup mencengangkan. Apalagi menangnya Apple Inc. bukan berkat hebatnya mereka sendiri melainkan karena hak veto Obama. Inilah yang dinamakan anak manja, tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri malah bermain diketiak orang tua. Rasanya, bukan Samsung saja yang kecewa namun semua pihak cukup kecewa akibat ulah Apple Inc. yang berlebihan. Serangan Apple Inc. terhadap Samsung seakan seperti anak tidak berbudi pada orang tua, Samsung sudah mensuplay semua kebutuhan Apple Inc. untuk iPad dan iPhone. Dan menurut data ITC kedua belah pihak pun terlibat sama-sama melanggar paten, kecewanya Obama malah memvote ke Apple bukan bersikap netral. Akibatnya, Apple yang manja akan terus berlagak sok gaya dengan perang paten dan terus tertinggal dalam berinovasi. Lucunya, belum usai masalah di ranah hukum lagi-lagi Apple butuh bantuan Samsung untuk menghidupkan iPad mereka dengan LCD buatan Samsung. Serangan Apple ke Samsung seakan menegaskan bahwa ketidakmampuan Apple melawan Google. Samsung hanya menciptakan smartphone dan beberapa software, selebihnya sistem Android tetap ditangan Google. Melawan Google tentu Apple akan kalah saing, baru membuang Google Maps saja dari iPhone 5 sudah dicerca seluruh dunia. Ketangguhan Google belum mampu digoyahkan, walaupun Apple berusaha dengan harga mahal dan berlomba meraih simpati masyarakat. Google dikenal oleh banyak kalangan, bahkan di kampung saja Google bisa diakses dengan mudah. Produk iPhone yang mahal dan sekarang terkesan biasa-biasa saja malah tidak pernah terdengar gaungnya, padahalnya iPhone sudah lama berjaya sedangkan Android baru saja berkarya. Produk Android banyak dijumpai di berbagai daerah, dan produk Apple tidaklah demikian. Bicara kualitas, mulai dari kamera, LCD (Apple masih tergantung pada Samsung dan beberapa vendor lain), suara, dan lain-lain, produsen smartphone Asia malah jauh lebih bagus dibandingkan Apple dan banyak pilihan. Rasanya, kesombongan Apple tidak lama lagi akan luntur dan tinggalkan segelintir orang saja yang akan menggunakan produk mereka. Mengingat sistem Android semakin meraja dengan berbagai pilihan dan harga.

SARAN:
Struktur Organisasi Fungsional:
Masalah yang terjadi dengan Apple Inc. ini memang sangat kompleks, jika dilihat dari sudut pandang fungsional, Apple seharusnya lebih bisa berkreasi dengan fitur-fitur smartphone yang dibutuhkan oleh pasar dunia yang kini telah dikusai oleh Samsung dari Asia. Pertimbangan akan produk, pelanggan, dan teknologi menentukan identitas dari bagian-bagian dari struktur fungsional. Apple perlu juga membagi karyawan mereka dalam bidang-bidang spesialisasi mereka agar mereka dapat menciptakan inovasi yang lebih baik untuk smartphone Apple kedepannya.

Struktur Organisasi Divisional:

Sebaiknya, membagi karyawan Apple ke dalam divisi dalam tingkatan spesialisasi mereka, sehingga Apple dapat menggabungkan teknologi-teknologi yang lebih baik dalam pembuatan Smartphone Apple sehingga Apple tidak perlu bergantung pada Samsung dalam pembuatan LCD atau material yang mereka butuhkan baik software maupun hardware untuk produk Apple yang mereka rancang. Hal ini dapat meningkatkan minat konsumen terhadap produk Apple yang apabila diperbaiki secara maksimal. 

B. Actuating dalam Manajemen 
     1. Pengertian Actuating dalam Manajemen
Actuating (pelaksanaan) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Actuating adalah pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tersebut, maka pimpinan mengambil tindakan-tindakannya kearah itu.
     2. Pentingnya Actuating dalam Manajemen
Fungsi Actuating dalam manajemen sesungguhnya adalah mengarahkan kegiatan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas, agar menjadi lebih baik dalam meningkatkan kinerja karyawan serta memberikan instruksi dari atasan terhadap karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan yang lebih tepat.
     3. Prinsip Actuating dalam Manajemen
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahan dalam melakukan actuating, yaitu :
a.   Prinsip mengarah pada tujuan: Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan.artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti: perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b.  Prinsip keharmonisan dengan tujuan: Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
c.  Prinsip kesatuan komando: Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. 




Daftar Pustaka
Tangkilisan, Hessel.(2005). Manajemen Publik. Jakarta: PT.Grasindo.
Wiwoho, Ardjuno.(2008). Pengetahuan Tata Hidang. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Amsyah, Zulkifli.(2005). Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pearce, John., dan Robinson, Richard.(2008). Manajemen Strategis 1 (ed.10). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Suyanto, M.(2007). Perusahaan yang Paling di Kagumi Dunia. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.